Selasa, 25 Maret 2014

Risma : PNS itu Pelayan Masyarakat

Surabaya, 22 Maret 2014 lalu saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan dari kompasiana yang diadakan setiap bulannya. Kegiatan itu bernama Monthly Discussion, atau lebih dikenal dengan sebutan MODIS. Setiap kegiatan MODIS hanya terpilih 100 orang pengguna kompasiana yang disebut kompasianer.

Kegiatan yang bertemakan "Surabaya di Tangan Risma" ini dihadiri oleh banyak kalangan, bukan hanya dari Surabaya saja. Kompasianer dari Malang, Gresik, Sidoarjo, Solo dan lain-lain merelakan diri untuk mengikuti MODIS yang menghadirkan Bu Risma. Sosok yang tengah naik daun selepas talkshow nya di mata najwa ini memang menarik perhatian banyak kalangan.

Kompasianer yang terpilih pun mempunyai profesi yang sangat beragam, mulai dari mahasiswa, penulis, guru, jurnalis, BNN Solo pengamat sepakbola dan tak lupa BONEK pun hadir dalam #kompasianaMODIS. Diskusi berdurasi 1,5 Jam ini menceritakan banyak hal. Mudah-mudahan ulasan saya ini bisa mewakili diskusi kemarin (22/03/2014).

Pendidikan : semua sekolah digratiskan, biaya operasional sekolah dari pemerintah untuk siswa sekolah itu masih kurang, hingga bu Risma memutuskan untuk memperbesar anggaran BOSDA.
Kesehatan : Jika sudah kelas 3, pemerintah akan membiayai penuh tentang perawatannya
Transportasi : 2 transportasi massal yang dipersiapkan untuk memanjakan masyarakat Surabaya yang pernah masuk koran mancanegara yaitu SuroTram dan BoyoRail.
Pertanian : Surabaya setiap hari selalu mengirim pasokan ke tangerang hinga berpuluh ribu ton. Tempatnya berada di daerah Surabaya Selatan, Bangkingan.
Pertamanan : Pemkot Surabaya menyiapkan Taman-taman yang akan disertai dengan lapangan Futsal sekelas Eropa untuk masyarakat Surabaya. Lapangan Futsal itu pun disewakan secara gratis. Yang sudah ada yaitu di Taman Ronggolawe (Belakang Joyoboyo)
Sepak Bola : Berusaha adil untuk mengayomi dualisme persebaya karena terjadi saling sikut ketika membela salah satu pihak. Otoritas tertinggi ada ditangan Induk sepakbola tanah air.
Ekonomi : Telah berhasil mengubah sebuah tempat lokalisasi menjadi home industri. Awalnya berjumlah 1 rumah, sampai detik ini berjumlah 4 rumah. Pernah diikutsertakan dalam pameran dan setiap harinya selalu HABIS. Pameran dilaksanakan selama 3 hari.
Sosial : Memberi makan 3x sehari untuk anak yatim, lansia, orang cacat dan orang gila. Surabaya merawat 1300 orang gila.

Dan masih banyak hal lain yang belum bisa di share oleh bu Risma karena waktunya yang singkat. Terlepas dari itu semua, Bu Risma selalu menekankan kepada PNS bahwa PNS itu kerjanya adalah melayani masyarakat. Terjadi dialog antara Bu Risma dengan PNS yang datang dalam #kompasianaMODIS "HEH, PNS tugasmu lapo?" pertanyaan tersebut ditujukan kepada PNS yang diajak bu Risma mengikuti MODIS. PNS tersebut pun sontak menjawab "PELAYAN bu".

Pelayan disini maksudnya adalah melayani masyarakat dengan sepenuh hati, terutama yang tidak mampu serta tau bagaimana cara melayani masyarakat dengan baik. Risma telah sadar dan paham betul tentang kondisi Surabaya. Ketika memajukan Surabaya, kita harus sadar dan mengetahui bahwa di Surabaya ini ada yang kondisi ekonominya menegah kebawah. Orang-orang tersebut menjadi perhatian lebih dari Bu Risma untuk kemajuan Surabaya.

Dalam beberapa kali kesempatan, bu Risma selalu menyempatkan diri untuk jalan tanpa arah dan tujuan untuk mengetahui kondisi Surabaya. Ketika menjumpai anak kecil yang jualan koran, menangis di pinggir jalan, tidak sekolah dan lain-lain selalu dihampiri oleh bu Risma untuk berdialog. Jika mendapati masalah untuk sekolah, pasti diajak ke rumah atas izin ortu untuk disekolahkan oleh bu Risma.

Banyak banget kemajuan Surabaya yang bisa saya rasakan selama kepemimpinan Bu Risma dan banyak juga kemajuan-kemajuan yang belum saya ketahui. Semoga orang-orang baik seperti ibu selalu dilindungi oleh Tuhan dan semoga impian-impian ibu bisa tercapai selama kepemimpinan ibu menjadi walikota Surabaya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada kompasiana yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti MODIS. Mudah-mudahan MODIS bisa berjalan terus setiap bulannya dan pembicara-pembicara yang dihadirkan semoga bisa menginspirasi para pesertanya.

Best Regards,

Read More

Senin, 10 Maret 2014

Rambut Gimbal dan Baju Compang-Camping Menjadi Ketua Rokhis

KAK SIDIK : Pembina Remas yang Merubah Azwar
ICONVENSIA, Baru-baru saja ini Surabaya diperlihatkan potret inspiratif dari Kelas Inspirasi Jawa Timur yang menyuguhkan Pameran Fotografi, Talkshow dan Kerja Bakti Inspirasi. Sebuah kegiatan yang bernamakan INDONESIA, MOVE!! ini mempunyai durasi yang cukup lama, yaitu sejak tanggal 3-9 Maret 2014.

Banyak pengunjung yang keluar masuk pada acara tersebut di setiap harinya. Dalam momen ini juga saya mendapatkan sebuah kisah menarik dari seseorang yang baru saya kenal. Beliau bernama Kak Sidik, nama beliau mungkin asing bagi kita yang dalam kesehariannya hanya disibukkan dengan aktivitas pribadinya.

Seperti orang-orang sebelumnya yang selalu memperkenalkan diri dengan menceritakan profile nya, Kak Sidik hanya mengatakan bahwa dirinya seorang pendongeng. Setelah saya dikasih selebaran profile tentang beliau, ternyata beliau ini yang pernah saya lihat di TV sebagai seorang pendongeng. Nama yang lekat pada beliau adalah "Pendongen Keliling Nusantara".

Baru saja kenal namun seakan-akan seperti keluarga sendiri saja, sangat akrab sekali dengan beliau walau hari itu pertama kalinya bertemu. Kak Sidik menceritakan banyak hal disini, termasuk mengubah orang berambut gimbal dan baju compang-camping menjadi Ketua Rokhis di Jakarta. Sangat menarik dan sangat inspiratif bagi saya pribadi dan ingin menyampaikannya kepada para sahabat ivession. Inilah bukti masih ada seseorang yang mempunyai niatan baik untuk mengajak orang lain pada kebaikan.

Sudah kebayang kan bagaimana sikap dan sifatnya seseorang berambut gimbal dan mengenakan baju compang camping, celana sobek-sobek serta mengaku pernah memakan ganja dan sejenisnya ini? wuuuh, begitulah orang yang dihadapi sama kak sidik. Dalam waktu 6 bulan, kak  sidik mampu mengubah Azwar (nama anak tersebut) menjadi ketua Rokhis.

Kak Sidik mengajak azwar untuk mengikuti kajian dan azwar duduk di belakang, sampai ada orang yang menegur kak Sidik "Kenapa kok ada orang kayak gitu (berambut gimbal, compang-camping dsbg) masuk masjid?"  tanya seorang jamaah kepada kak Sidik dan kak sidik pun menjawab "sudah, biarkan saja selama dia tidak mengganggu ya gpp"

Pendekatan-pendekatan pun dilakukan secara halus dan bagus sehingga azwar dan teman-teman yang lain merasakan kalau Kak Sidik ini seperti bapaknya sendiri. Dengan komplotan azwar yang sama-sama sejenis dengan azwar, akhirnya Kak Sidik berpikir bagaimana supaya azwar ini bisa berubah sedikit demi sedikit. *CLING* ketemulah ide, yaitu mengajak anak remas (binaannya) untuk tidur di rumahnya Azwar.

Cara seperti itu ternyata ampuh juga untuk sedikit demi sedikit meninggalkan para kawan-kawan azwar yang pakai baju compang camping tersebut. Ketika ada kawan azwar yang datang ke rumah azwar "Bro, ayo kita kongkow keluar", azwar pun menjawab "wah, maaf bro ada temen2 gue dari remas yang mau tidur di rumah gue". Hal itu dilaksanak rutin hingga kawan-kawan azhar jera dengna yang dilakukan azwar dan menjauhkan diri dengan sendirinya.

Perubahan yang besar terjadi pada azwar, yang dulunya berambut gimbal kini menjadi berambut rapi dan terlihat tampan. yang dulunya baju compang-camping kini ber-koko. yg dulunya celana sobek-sobek kini celananya itu dibuang dan menggantinya dengan pakaian yang rapi. Sangat pesat sekali perubahannya si Azwar ini.

Terus diamati perkembangan si azwar ini oleh Kak Sidik setiap harinya dan tibalah waktunya saat pergantian pengurus remas. Kak Sidik yang melihat Azwar mempunyai potensi menjadi sosok yang diagung-agungkan di kalangannya saat itu. Kak Sidik pun mendekati Azwar, "war ayo dong dateng saat pemilihan ketua rokhis". "saya cuma dateng aja kan kak?", "iya, kok cuma dateng aja". "baik, saya akan datang"

Tibalah waktunya pemilihan ketua rokhis, azwar pun menepati janjinya untuk datang dalam pemilihan tersebut. Usulan nama-nama pun sangatlah banyak dan azwar salah satu nama yang diusulkan menjadi ketua rokhis saat itu. Terpilihlah 10 nama dan kemudian semakin mengecil hingga ke 5 nama dan berakhir di 3 nama. Salah satu dari 3 nama itu adalah Azwar, kemudian dimulailah proses pemilihan ketua dan didapat perolehan suara si Azwar menang telak atas pesaing-pesaing lainnya.

Saat itu azwar pun mengaku tidak siap hingga mengadu ketidak-siapannya itu kepada kak Sidik yang sedang berada di labnya. "Kak sidik, saya tidak sanggup untuk menjadi ketua rokhis" kata azwar, kak sidik pun menguatkannya "sudahlah, saya yakin kamu sanggup kok. Orang-orang yang ada disekitarmu yakin dengan kemampuanmu"

Ada sebuah nasehat dari Kak Sidik untuk Azwar yang merupakan menjadi nasehat bagi diri saya pribadi dan mungkin beberapa sahabat ivession. Nasehat itu adalah "kamu boleh mempunyai masa lalu yang buruk dan sekarang kamu sudah berubah. Kamu pun merasakan perubahan itu, selagi mampu berubah dalam kebaikan lakukanlah dengan senang hati"

Inilah salah satu cerita yang saya dapatkan saat bertemu kak Sidik dalam acara INDONESIA, MOVE!! dari Kelas Inspirasi Jawa Timur. Ada cerita selanjutnya tentang profile kak Sidik dari Pakar IT menjadi seseorang yang ahli di bidang dongen. Tunggu cerita selanjutnya ya sahabat ivession. :)
Read More

Kamis, 06 Maret 2014

Ini Bukanlah Tempatku, Tapi?

Surabaya, 5 Maret 2014 saya mengunjungi sebuah tempat untuk mengetahui gemerlapnya dunia kegelapan malam. Tidak terlalu malam saya melakukan kunjungan ini, hanya berdurasi 1 jam saja yaitu pada pukul 20.00-21.00 WIB. Mungkin beberapa dari sahabat ivession mengetahui apa yang saya maksud. Lokalisasi, yah itulah yang akan saya bahas kali ini. Sebuah lokalilasi terbesar di asia tenggara ini berada di Surabaya tepatnya di kawasan jarak, putat jaya, dan sekitarnya. Kawasan-kawasan tersebut yang sering kita sebut sebagai gang dolly (GD).

Niat awalnya saya adalah berkunjung ke perpustakaan Taman Baca Kawan Kami yang beralamat di Putat Jaya 2A / 36 Surabaya. Ketika saya berkunjung di Taman Baca Kawan Kami, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini sehingga bukan berkunjung saja yang saya amati. Ada 3 hal yang ingin saya dapatkan ketika saya berkunjung di Taman Baca Kawan Kami.

Pertama saya ingin tahu tentang pendirian perpustakaan Taman Baca Kawan Kami yang sempat masuk di media cetak terbesar di Surabaya. Kedua, saya ingin menggali informasi kasus trafficking yang terjadi disana atau sekitarnya. Dan yang ketiga saya ingin mengetahui kondisi terupdate di kawasan GD.

Dalam pencarian alamat ini pun saya tidak langsung ketemu dengan lokasinya karena memang saya jarang sekali menjelajahi kawasan GD. Berulang-ulang kali saya bolak balik, saya tidak berani tanya pada sembarang orang karena menurut informasi yang saya dapat ketika saya bertanya pada orang yang salah, saya malah diarahkan dan dipaksa untuk mengikuti perintahnya mereka untuk masuk ke tempat prostitusi.

Terus menerus saya berusaha untuk mencarinya sendiri hingga bertemu dengan gapura kecil yang bertuliskan “PUTAT JAYA IIA”. Nah, ini dia alamatnya, saya mencoba untuk memasukinya. Perlahan demi perlahan saya melihat potret gemerlap yang tidak pernah saya temui sebelumnya. Sebuah kampung yang mempunyai ruang kosong hanya 1,5 meter itu padat sekali dengan wanita-wanita yang berjejer di samping kanan dan kiri saya.

Ketakutan itu pun semakin menjadi saat saya disuruh untuk turun dari kendaraan bermotor yang bernama peri tersebut. Ada orang yang memanggil saya pun, saya hiraukan hingga akhirnya saya menemukan tempat beralamat Putat Jaya 2A/36 dan disitulah tempat Taman Baca Kawan Kami berada.

Sesampainya di Taman Baaca Kawan Kami pada pukul 20.00, saya pun tidak menyia-nyiakan waktu yang hanya sebentar ini. Dengan durasi 1 jam hingga pukul 21.00, harapannya semua informasi yang ingin saya dapatkan bisa tercapai. Datang disambut hangat oleh adik-adik yang sedang mengikuti proses belajar mengajar. “Haai,, kakaak” itulah kata-kata yang terlontar. “kak Ismail (Pengajar TBKK), kakak ini yang akan ngajar di sini (Taman Baca Kawan Kami) ?”

Wah, semangatnya boleh banget nih, mudah-mudahan mereka bisa berprestasi dalam hal akademik maupun non akademik. Adik-adik TBKK ini belajar dengan dentuman musik dangdut yang terdengar keras dari tetangga kanan dan kirinya sebagai tempat prostitusi tersebut. Semangat belajar mereka bolehlah diadu dengan adik-adik yang ada di perumahan. Gak ada bedanya. Mungkin jika mereka bicara pada saya akan ngomong "Ini bukanlah tempatku, tapi mau bagaimana lagi?"

Yang terakhir ini, tentang kasus trafficking. Kemarin (5/3/2014) saya mendapati cerita bahwa ada anak ABG yang rela menjual temannya sendiri dengan alasan butuh uang, profesi, suka dan lain-lain. Ini realita, sebuah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi keberadaannya. Selanjutnya, terserah kita, kita mau diam saja atau ingin mengubah mereka atau menjauhkan mereka dari tempat prostitusi tersebut.

Teringat akan pesan pak totok dari diknas Surabaya saat rapat dengan mereka, beliau mengatakan bahwa Permasalahan di Indonesia ini sudah tidak kompleks lagi, tetapi sempurna. Memang benar ternyata, sangat sempurna sekali permasalahannya. Tidak perlu jauh-jauh untuk menjadikan tempat rujukan, cukup datang ke surabaya saja dan lihat sekelilingmu. Pasti dijumpai masalah yang begitu buanyaakk.

Ayo, ingatkan diri saya dan kita semua untuk saling melengkapi dalam membenahi atau menyelesaikan permasalahan. Surabaya dan Indonesia bukanlah tugasnya pemerintah saja tetapi masyarakat pun juga mempunyai pekerjaan yang sama untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. Ketika dilakukan secara bersama-sama, permasalahan itu akan lebih cepat selesai.

                
Read More

Senin, 03 Maret 2014

Kakek Mandiri dengan Satu Kaki

Hai sahabat ivession, tanpa disengaja saya bongkar-bongkar foto dalam hape saya yang bertipe E71 itu. HP jadul namun bermanfaat untuk memotret sebuah trend positif yang terjadi di lingkungan sekitar. Tanpa disengaja juga saya berhasil menemukan foto sesuai dengan gambar disamping. Entah kapan dan dimana foto ini berhasil saya potret namun saya masih ingat betul mengapa saya memotret orang bersepeda ini.

Coba cermatilah foto disamping ini, nampak biasa saja ? kalau masih nampak biasa saja, coba dicermati lebih teliti lagi nanti akan menemukan sesuatu yang membuatku/mu kaget. Kalau masih belum bisa mencermati dengan teliti juga, saya jelaskan bahwa bapak yang menaiki sepeda itu tidak mempunyai kaki sebelah kanan.

Bagaimana ? apakah sudah percaya kalau bapak itu tidak mempunyai kaki kanan ? kalau belum percaya lagi, coba lihatlah tongkat panjang yang letaknya berada di depan bapak tersebut yang sedang dipegang tangan kanannya. Sudah percaya kah ? yaa, itulah kondisi bapak tersebut. Tidak mempunyai kaki namun masih mau bersepeda untuk menjalankan aktivitasnya.

Sebelum melihat realita ini, saya pernah mencoba dengan menggunakan 1 kaki saya yang sebelah kiri untuk bersepeda. Ternyata hal ini tidak mudah, waktu itu saya masih SMA dan berniat untuk sedikit merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang hanya mempunyai 1 kaki. Saya coba terus, terus dan terus akhhirnya saya hanya bisa menjangkau 2 km dengan bersepeda santai 1 kaki.

Yuk, kita refleksikan diri kita sembari membandingkan dengan bapak tersebut yang hanya mempunyai 1 sepeda. Bagaimana fasilitas yang kita punya ? motor pun bisa jadi lebih dari 1, dengan mudah kita menggunakan mobil yang ber-AC. Coba tengok foto diatas, bagaimana jika kita yang mengayuh sepeda tersebut dengan terik panasnya matahari. Masih bertahankah kita untuk bersepeda dengan kondisi 1 kaki ? lantas, masih kah kita mempermasalahkan fasilitas yang kita dapat baik dari diri sendiri maupun orang tua ?

Kemandirian seorang bapak, semangat untuk hidup, sabar dalam menjalani hidup, semuanya tergambar pada foto tersebut. Tentu sahabat ivession jg mempunyai penilaian yang sama terhadap bapak itu bahkan bisa jadi sahabat ivession mempunyai penilaian yang jauh lebih baik dari pada saya.

Bukan saatnya meminta yang lebih karena di luar sana sedang butuh uluran bantuan kita dengan karya nyata dan aksi nyatamu. Teruslah berkarya dan tebar kemanfaatan untuk orang-orang yang ada di sekitarmu. Hal ini mengingatkan saya serta para sabat ivession.
Good luck!! Saya percaya, kamu bisa menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain. 
"Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain"
Read More

Sabtu, 01 Maret 2014

Sebuah Inspirasi Nenek Penjual koran

HIDUP : Nenek Menghitung Hasil Jualannya
Surabaya, Dalam perjalanan hidup ini selalu menjumpai sosok-sosok yang menginspirasi yang ada di lingkungan sekitar kita. Sosok yang menginspirasi itu selalu ada di sekitar kita jika kita mau untuk mencoba mendekati mereka. Bahkan sosok inspiratif itu selalu datang pada orang-orang yang mempunyai kondisi ekonomi yang lemah.

Banyak diantara kita yang masih merendahkan orang-orang yang berada dibawah kita secara kondisi ekonomi. Sudah waktunya introspeksi diri, termasuk diri saya pribadi ketika memandang orang yang berada di bawah garis kemiskinan.

Rutinitas saya selalu melewati Perjalanan Klampis pada pagi hari sekitar pukul 09.00. Dalam perjalanan saya terdapat lampu merah dan disitu juga terdapat seorang nenek yang sedang menjual koran. Setiap hari saat saya lewat klampis selalu ada nenek yang jual koran tersebut.

2 Hari yang lalu saya sempatkan untuk sekedar ngobrol-ngobrol dengan seorang nenek yang sering berjualan koran di lampu merah tersebut.Alhamdulillah bisa ketemua sama nenek itu namun tidak lagi di lampu merah, nenek itu sedang duduk-duduk di depan ruko seperti yang nampak pada foto tersebut.

Sayangnya, saya melihat nenek berada di depan ruko itu setelah saya melewati lampu merah. Akhirnya saya memutar peri (nama motor) untuk silaturrahim ke nenek tersebut. Setelah memutar motor, saya pun mengajak ngobrol nenek dengan dalih membeli koran seharga Rp 5.000,- dan terjadilah percakapan seperti berikut :

Cak Muss : "waduuh, mbaah panas nggeeh. kulo tumbas korane mbah"
Nenek : "Limang ewu nak"
Cak Muss : (Wah, saya belum tanya harganya sudah dikasih tau harganya aja nih) "ooh, nggeh mbah. niki yetrone. amet nggeh"
Nenek : "yo yo nak"
Cak Muss : "Kok tasik sadean koran mbah, umure pinten mbah saniki ?"
Nenek : "Gawe ko&*@%&#"
Cak Muss : (Waduh, kok jawabnya gitu? sepertinya ada yang aneh nih) "ooh, nggeh nggeh. Kulo waos2 rumiyen nggeh mbah"
(saya pun mengambil foto tanpa sepengetahuan nenek krn takut tersinggung)

Karena waktu yang sudah mepet, akhirnya saya pun menyudahi perbincangan dengan nenek. Dari perbincangan yang sebentar itu, saya mendapatkan sebuah pelajaran banyak hal dan bisa dikatakan nenek ini adalah seorang sosok yang menginspirasi saya dalam menjalani hidup ini.

Di usianya yang senja, nenek masih bersedia, rela panas2an untuk jual koran.Sebuah pekerjaan yang menyita tenaga cukup banyak. Saya salut dengan nenek ini karena tidak memilih mengemis sebagai profesinya. Usia yang saya taksir, beliau berumur 70-an dengan pendengarannya yang kurang masih mau saja untuk berjualan koran demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Lantas bagaimana dengan kita ?

Nenek ini ibarat peperangan saya berasa ditembak tak berdaya karena perjuangan saya masih jauh seperti beliau. Mudah-mudahan kisah ini bisa memotivasi saya dan sahabat ivession untuk menjalani hidupnya. mudah-mudahan juga mempunyai semangat, kerja keras, tidak mudah putus asa dan tidak bergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

Terima kasih sudah berkenan membaca artikel ini, semoga bermanfaat dan tetap tebarkan kebermanfaatan untuk orang-orang yang ada di sekitar. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
Read More

Rabu, 26 Februari 2014

Belajar Memahami Arti Hidup dari Juru Parkir

PARKIR : Juru Parkir yang Markir Motor
Hallo sahabat ivession, bagaimana kabarnya hari ini ? sehat-sehat aja kan ? Alhamdulillah, jangan lupa mengucap syukur atas nikmat yang telah diberikan dari Allah untuk kita ya. Beberapa dari kita setelah mendapatkan harta yang berupa materi, kita selalu lupa mengucap syukur. Benar atau tidak, saling introspeksi diri aja, termasuk diri saya pribadi. :)

Kali ini saya akan berbagi kata berbagi cerita yang saya dapatkan dari seorang juru parkir memaknai arti dari rasa bersyukur. Kenapa kok juru parkir ? ada apa dengan juru parkir ? apa yang bisa kita pelajari dari juru parkir itu ? mereka kan hanya berpanas-panasan, semprat-semprit dan angkat jagang motor baik itu motor bebek ataupun yang bukan.

Juru parkir adalah sebuah profesi yang bertugas untuk menjaga dan memarkir motor para pengunjung tempat umum. Foto diatas adalah salah satu tugas dari seorang juru parkir. Berat nggak sih tugas dari seorang juru parkir itu? Menurut saya berat dalam kondisi tertentu, tergantung dimana dia berada, jika menjadi juru parkir di pinggir jalan dengan terik matahari begitu beratnya yang ia rasakan. Kalau mereka menjadi juru parkir di mall, akan terasa lebih nyaman karena masih merasakan dinginnya AC/kipas angin dalam bilik parkir tersebut.

Saya pernah mencoba iseng-iseng untuk menjadi tukang parkir dadakan, yang niatnya hanya membantu juru parkir itu. Karena belum terbiasa memegang motor dan mengangkat motor sebagai juru parkir akhirnya saya pun kualahan menggantikan peran juru parkir tersebut pada malam hari. Memang terasa kualahan karena pada saat itu saya sedang duduk di bangku SMA. Namun karena kualahan itu pun saya mendapatkan hikmah yang baru saya ketahui setelah saya melakukannya.

Seorang juru parkir, tugasnya adalah menjaga dan mengamankan sepeda motor atau mobil. Kendaraan itu bukan miliknya tetapi menjadi tanggung jawab juru parkir tersebut ketika ada sesuatu hal yang terjadi pada kendaraan yang dijaga oleh juru parkir tersebut.Ini kaitannya erat sekali pada diri kita sebagai manusia. Semua yang ada kaitannya dengan diri kita hanyalah "titipan" semata. Bukan murni milik kita, benda, barang apapun itu menjadi milik kita saat kita ada di dunia. kelak, setelah kita tiada, apakah barang-barang kebanggan itu menjadi milik kita?

Pelajaran kedua yang saya dapatkan dari seorang juru parkir adalah bersyukur. Seorang juru parkir tidak akan pernah sombong ketika ada pengendara yang mau markir di lahan parkirnya. Seorang juru parkir tersebut lantas mengucap "Alhamdulillah" saat ada yang datang, malah kita sebagai pengendara ini disambut dengan baik. "mari pak, mari pak. kiri kiri kiri, teruus teruuss. STOP"

Pelajaran yang ketiga, Juru Parkir selalu rendah hati dan mengatakan kepada bahwa "itu (kendaraan)semua hanyalah titipan mas. Bukan milik saya, saya hanya menjaganya saja. Tetap disyukuri saja mas mendapatkan pekerjaan seperti ini. yang penting halal karena setiap pekerjaan itu akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat". We o we banget nih, kata-katanya dari juru parkir. Saya sampai terpuka dengan kata-kata yang dilontarkan oleh beliau.

Itulah yang bisa saya sampaikan pada kali ini tentang sebuah pengalaman dari seorang juru parkir untuk memahami arti hidup dan mengingatkan kita akan kelak di akhirat. Semoga tulisan ini bermanfaat dan tetap terus mencari hikmah dalam setiap kejadian. Selamat beraktivitas dan semoga sukses. :)

Read More

Minggu, 23 Februari 2014

Risma, Walikota Terbaik Dunia menurut City Mayors

Walikota Surabaya, Tri Risma Harini
iconvensia, Surabaya - kabar membahagiakan datang dari Surabaya yang ada kaitannya dengan walikota Surabaya. Tri Risma Harini, walikota Surabaya yang masih menjabat hingga detik ini dinobatkan sebagai Walikota Terbaik Dunia pada bulan Februari oleh City Mayors.

City Mayors adalah lembaga yang berfokus pada pembangunan.kebijakan urban (kota) di dunia yang berbasis di London, Inggris. Lembaga ini berdiri tahun 2003, setiap tahun menganugerahkan World Mayor untuk walikota dari berbagai negara yang dianggap berprestasi.

Walikota yang berhasil membangun 11 taman di Surabaya yang dilengkapi Wi-Fi, perpustakaan, tempat olahraga dan fasilitas-fasilitas yang lain ini namanya telah menasional setelah masuk dalam program mata najwa di metro tv.

Risma, yang menurut saya meniru apa yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab ini mempunyai prestasi yang gemilang dalam mengurus kota Surabaya. Gelar Adipura Kencana pun berhasil disandang Kota Surabaya selama 3 Tahun berturut-turut saat Risma mulai menjabat pada tahun 2010-2013.

Gaya-gaya blusukan pun juga menjadi faktor penilaian City Mayors dalam menentukan wali kota terbaik dunia tersebut, Risma kerap keluar pagi-pagi dan malam hari untuk keliling di kota Surabaya. Ketika Risma menemukan seorang anak di tengah jalan, beliau selalu menghampiri dan berusaha untuk menjalin komunikasi yang baik dengan anak tersebut.

Saya mendapati sebuah cerita dari seorang penjual batagor di sekitar Jl. Pacar bahwa saat lalu lintas disana sedang macet, saat itu penjual batagor itu melihat Risma langsung membuka pintu mobil kemudian turun dan ikut mengatur lalu lintas.

"Menjadi walikota tak hanya mengatasi banjir atau hal lain semacam itu, Ini lebih pada membantu orang untuk berkembang dan sukses" Kata Risma pada kabar24

Saya pun menyepakati pernyataan yang disampaikan oleh Risma dan mempunyai pernyataan baru dengan korelasi Risma sebagai walikota Surabaya. Salah satu cara untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di suatu daerah ialah terjun langsung ke daerah tersebut sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi saat itu. Artinya, kedekatan dengan rakyat jelata juga patut diperhitungkan dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi. Hal yang selaras dengan komunitas Inspiring Youth Educators bersama para pemuda-pemudanya. 

berikut ini release dari City Mayors :
http://www.citymayors.com/mayors/surabaya-mayor-tri-rismaharini.html

Terimakasih sobati ivession telah berkenan membaca artikel ini, semoga bermanfaat. :)
Read More